Kemampuan terbatas Bukan suatu penghalang untuk mencapai prestasi yang sukses. Itulah sekiranya makna global dalam buku Zero to Hero karya dari Solikhin Abu Izzudin yang pada masa kecilnya mempunyai minat baca yang besar dan menuangkan gagasannya dalam kertas-kertas bekas. Berawal dari pengalaman pribadi dengan keterbatasan itulah ide-ide dari buku Zero to Hero ini muncul dan menghasilkan tulisan yang sungguh luar biasa sekali sehingga buku Zero to Hero menjadi kategori buku Best Seller.
Dalam Buku Zero to Hero ini banyak mengambil kisah-kisah orang-orang yang sukses, baik itu sukses dunia maupun sukses dunia akhirat seperti Imam Syafi’I yang pada usia 15 tahun telah menduduki jabatan mufti (semacam hakim agung) di kota mekkah, Hellen Killer seorang doktor yang buta, tuli dan bisu. Dr. W. Warsito seorang anak desa yang masa kecilnya sering menggembala ternyata bisa mengantarkannya berkeliling dunia karena sebagai penemu Topografi dan scan empat dimensi.
Intisari yang menonjol dari buku tersebut yaitu tentang Manajemen Waktu, yang mana Memanfaatkan
momentum dengan baik sama dengan berprestasi karena apabila mengacu dalam Alquran surat Al-Ash ayat 1-3 yang mana Alloh SWT berfirman “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran” akan didapati bahwa surat ini merupakan intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Yang tidak mampu menggunakan waktu dialah orang yang dijamin bakal merugi
Penulis dalam buku tersebut juga mengajak kepada pembaca untuk mengubah paradigma berfikir yang salah. Hanya karena banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan, kita langsung menyalahkan keadaan, mempermasalahkan kelemahan yang ada tanpa mau berfikir bagaimana caranya dengan keterbatasan atau kelemahan tersebut kita dapat mengubah keadaan
Dengan didukung kisah-kisah orang yang sukses, buku zero to hero lebih mudah dipahami dan dicerna oleh pembacanya sehingga dapat mengambil ibrah dari kisah tersebut. Namun perlu diingat bahwa tidak cukup sekali atau dua kali untuk membaca buku ini akan tetapi perlu diulang-ulang, direnungi, dikaji dan diselami kata-katanya kemudian gunakan untuk meledakkan kebaruan dan kemajuan hidup kita.
Dalam hal EYD, dalam halaman 112-113 terdapat kata yang kurang lengkap seperti kata hrus yang seharusnya harus, kemudian kata mampy yang seharusnya mampu. Itu yang menjadi catatan supaya nantinya tidak terjadi kesalahan kembali. Namun yang jelas buku “ Zero to Hero : Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa” sangat layak sebagai buku konsumsi motivasi sehari-hari untuk kehidupan kita. Dengan buku ini, akan memperoleh kiat-kiat suksesnya, hikmah-hikmah, cara-cara cerdasnya yang sangat tak biasa.
Peresensi : Rachmad Saleh
Kesholehan Sosial……………!!?
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar